Nomophobia? Itu apa sih? Bisa di pastikan banyak yang bertanya – tanya
apa maksud dari istilah tadi. So,biar
nggak bingung simak artikel kali ini.
Nomphobia mungkin istilah yang terasa asing di
telinga kita. Istilah nomophobia yang merupakan
singkatan dari no mobile phone
phobia , dimana istilah ini
ditujukan bagi mereka yang merupakan
sindrom ketakutan berlebihan dan perasaan cemas yang timbul bila tidak berada di dekat ponselnya.
sindrom ketakutan berlebihan dan perasaan cemas yang timbul bila tidak berada di dekat ponselnya.
Dewasa ini, perilaku sindrom
kegelisahanini semakin marak. Betapa tidak, hampir semua orang memiliki ponsel
(hp). Alasan penggunaannya pun bermacam – macam, diantara lain untuk
bertelekomunikasi, internet, bahkan sebagai penunjang penampilan seseorang.
Nomophobia banyak menjangkit pengguna ponsel yang umunya remaja dan orang
dewasa, mereka sudah menganggap ponsel layaknya seseorang sahabatyang telah
menjadi salah satu bagian yang penting untuk dirinya.Apalagi, apapun bisa
dilakukan barang elektronik yang mempunyai fungsi kompleks ini, dimulai dari
mengirim pesan (SMS), melakukan percakapan (telepon), memotret, bahkan
menjelajahi dunia maya.
Secure Envoy suatu badan yang
bergerak dalam dunia digital. Mengungkapkan bahwa menurut survey yang telah
mereka lakukan di Inggris ternyata 66% dari pemilik ponsel adalah menderita
nomophobia. Dan pada studi yang melakukan survey pada 1000 orang tersebut,
ternyata 70% penderita nomophobia adalah kaum wanita, sementara 61% adalah kaum
laki – laki. Namun, empat tahun lalu survey yang sama tentang nomophobia juga
dilakukan yang hasilnya 53% dari mereka mengalami nomophobia, dengan persentase
kaum laki – laki lebih besar sekitar 58% dan wanita sebesar 48%. Faktanya,
karena ketergantungan berlrbihan tersebut , 50% orang nomophobia tidak pernah
mematikan (switch off) ponselnya
dalam kondisi apapun.
Sindrom nomophobia bukan hanya sebuah ketakutan, bahkan
gelisah saat jauh dari ponsel karena cemas akan hilangnya data – data yang
penting yang ada di dalam ponsel. Namun, mereka juga akan menjadi panik bahkan
stress apabila ponsel mereka kehilangan sinyal, dan tidak memiliki pulsa. Bisa
diartikan bahwa penderita sindrom ini bisa “mati gaya” apabila sahabat
elektroniknya ini tidak dalam genggamannya. Hal ini bisa sangat berdampak buruk
bagi penggunanya, selain merasa takut, gelisah bahkan stress hal ini dapat
membuyarkan konsentrasi seseorang karena yang dipikirkan hanya ponsel yang
dimilikinya dan nomophobia akan menjadi lebih berbahaya apabila reaksi
ketakutannya dalam tingkat yang cukup parah dalam bentuk berkeringat dingin dan
detak jantung menjadi lebih cepat.
Pertanyaannya apakah ini sindrom
yang wajar? Apabila masih dalam wilayah yang tidak terlalu parah keadaan ini
masuk dalam tahap wajar namun, jika sebaliknya penderita sebaiknya mencoba
perlahan – lahan untuk mulai menggunakan ponsel sewajarnya dan bila memang
benar – benar di perlukan.
0 komentar:
Posting Komentar